Senin, 22 Februari 2010

MENATAP MASA DEPAN SETELAH PENSIUN

Satu hal yang mutlak dibutuhkan untuk masa depan setelah pensiun adalah jaminan di hari tua. Jaminan hari tua pada hakikatnya adalah jaminan kesejahteraan bagi diri sendiri saat berusia lanjut. Apalagi, di saat itu biasanya seseorang sudah tidak produktif lagi dalam melakukan kegiatan. Karenannya, pengaturan jaminan hari tua menjadi sesuatu yang penting untuk segera direncanakan di masa muda.

Tulisan berikut adalah petikan salah satu tulisan Safir Senduk yang berjudul Merancang Program Pensiun. Safir Senduk adalah seorang Perencana Keuangan pada Biro Perencanaan Keuangan yang pertama di Indonesia. Penting untuk mengangkat tulisan Safir Senduk, sebab Safir Senduk berusaha untuk memberi alternatif penyelesaian tentang bagaimana merancang sebuah Program Pensiun, sehingga meskipun kelak pensiun tetapi tetap mendapat penghasilan. Pada suatu siang di bulan Januari 1999, Safir Senduk dan teman semasa SMP bertemu makan siang bersama di sebuah tempat makan sederhana di kawasan Jakarta Selatan. Setelah bertemu dan saling menanyakan kabar, si teman menceritakan keadaan orang tuanya. Kedua orang tua temannya masih hidup. Ayahnya berumur 63 tahun, sedangkan si ibu berumur 58 tahun. Semasa masih produktif, ayah dan ibunya giat mencari uang, dan kehidupan mereka sangat tercukupi. Sudah tiga tahun kedua orang tuanya pensiun. Pada saat pensiun, si ayah mengalami apa yang disebut orang-orang sebagai post power syndrome, suatu keadaan di mana orang yang tadinya berkuasa atau memiliki jabatan tiba-tiba harus menghadapi kenyataan bahwa dia tidak berkuasa. Si ibu lebih ringan. Di tempat kerjanya, ia bekerja di bagian administrasi, dan hanya memiliki 3 anak buah. Dia tidak merasakan post power syndrome seperti suaminya.
Tetapi ada satu hal yang mereka rasakan sama. Mereka tiba-tiba saja kehilangan penghasilan dan pekerjaan. Pada saat pensiun, si ayah mendapat uang imbalan kerja, dengan perhitungan gaji terakhir saat pensiun sebesar Rp. 4.500.000,- dikalikan dengan masa kerja dan uang penghargaan masa kerja sehingga uang imbalan kerja yang diterima sejumlah Rp. 144.900.000, yang diterima sekaligus saat pensiun. Si ibu, mendapatkan uang imbalan kerja dengan perhitungan gaji terakhir saat pensiun sebesar Rp. 3.000.000,- dikalikan dengan masa kerja dan uang penghargaan masa kerja sehingga uang imbalan kerja yang diterima sejumlah Rp. 96.600.000,- yang diterima sekaligus saat pensiun. Setelah tahun pertama pensiun, si ayah harus menghadapi kenyataan bahwa uang pensiun yang diberikan perusahaan tidak cukup. Sedangkan si ibu segera saja menghabiskan uang pesangon yang diterimanya untuk membayar biaya hidup selama 2 tahun setelah pensiun. Tahun kedua, keadaan keuangan makin memburuk. Tadinya, mereka memiliki 3 buah mobil dan mereka harus menjual salah satu mobilnya. Tahun ketiga, mereka ingin menjual satu lagi mobilnya.
Bila selama ini pembaca sudah melakukan persiapan dengan memiliki sebuah Program Pensiun, maka pembaca termasuk satu dari sebagian kecil dari mereka yang memikirkan masa pensiun. Namun sering terdengar bahwa orang yang sudah memiliki Program Pensiun tapi hidup di bawah standar. Sungguh ironis. Kenapa hal ini bisa terjadi?
Ini karena mereka yang telah mengambil Program Pensiun telah melakukan suatu kesalahan dalam mempersiapkan masa pensiun. Kesalahan ini bisa berakibat menurunnya kesejahteraan saat pensiun. Kesalahan tersebut diantaranya adalah :
1. terlambat memulai Program Pensiun. Bila kelak pensiun, maka tidak lagi bekerja. Ini berarti tidak ada lagi penghasilan yang didapatkan dari pekerjaan. Satu-satunya penghasilan yang ada adalah dari uang sendiri (bunga investasi). Dengan demikian berarti kegiatan menabung harus dilakukan sejak sekarang, supaya saat pensiun kelak, tinggal menikmati masa pensiun tersebut. Maksud menabung disini adalah menyisihkan sejumlah uang ke dalam suatu produk investasi yang memberikan hasil investasi tertentu. Sebetulnya, mengikuti Program Pensiun yang dijual di pasaran pun sama saja prinsipnya dengan menabung. Masalahnya, banyak yang terlambat untuk memulai Program Pensiun, karena tidak merasa bahwa masalah pensiun adalah masalah yang penting untuk dimulai sejak dini. Kalaupun menabung, pembaca mungkin lebih memilih untuk mengejar tujuan jangka pendek seperti untuk membeli rumah baru 5 tahun mendatang, tidak untuk pensiun yang jangkanya panjang, masih 10, 20, atau bahkan 30 tahun mendatang. Ini salah satu kesalahan yang biasa dilakukan. Menabung dimulai saat 5 tahun sebelum pensiun. Akhirnya, saat pensiun, dana pensiun yang dimiliki menjadi tidak terlalu besar dibanding apabila mereka sudah menabung dari dulu.
2. biasanya, yang memiliki Program Pensiun, akan menerima Penghasilan Pensiun yang tetap jumlahnya sepanjang masa pensiun. Padahal, jumlah biaya hidup selalu beranjak naik setiap tahunnya. Kenaikan biaya hidup ini disebabkan karena inflasi. Tampaklah bahwa penghasilan pensiun yang didapatkan tidak dapat bertahan terhadap inflasi. Hal ini bukannya tidak disadari oleh perusahaan yang memberikan penghasilan pensiun. Setiap tahun atau beberapa tahun sekali, sejumlah perusahaan yang memberikan penghasilan pensiun dengan jumlah tetap, biasanya melakukan penyesuaian dengan mempertimbangkan kembali jumlah penghasilan pensiun yang mereka berikan. Tetapi masalahnya, tidak semua perusahaan melakukan peninjauan kembali atas jumlah penghasilan pensiun yang diberikannya. Kadang-kadang ada perusahaan yang malah mengurangi penghasilan pensiun yang diberikannya.
3. merasa puas dengan Program Pensiun di perusahaan tempat bekerja. Setiap bulan, penghasilan dipotong sekitar sekian persen untuk dimasukkan ke dalam sebuah Program Pensiun perusahaan atau Program Pensiun dari Jamsostek. Bila memang pembaca telah mengikuti Program Pensiun di perusahaan tempat bekerja karena memang diwajibkan, alangkah baiknya bila dipersiapkan lagi sebuah Program Pensiun secara terpisah.
Bila diatas sudah diuraikan kesalahan dalam mempersiapkan masa pensiun, maka berikut ini adalah hal-hal yang bisa dilakukan dalam mempersiapkan masa pensiun:
1. mengikuti Program Asuransi Hari Tua. Beberapa orang mempersiapkan masa pensiunnya dengan mengikuti Program Asuransi Hari Tua. Program ini mencakup pula program Asuransi Jiwa. Sehingga bila terjadi kematian maka keluarga akan mendapatkan sejumlah uang pertanggungan dari perusahaan asuransi. Prinsip dari program ini adalah memberikan dana tunai pada umur tertentu kelak. Pemberian dana bisa dalam bentuk pemberian sekali saja atau beberapa kali. Untuk memiliki program ini, harus membayar premi sebesar jumlah tertentu, baik setiap bulan, beberapa bulan atau tahunan.
2. mengikuti program pensiun dari perusahaan dana pensiun. Perusahaan dana pensiun adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan Dana Pensiun. Ada dua macam perusahaan dana pensiun, yaitu Perusahaan Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK), pengelolaan dana dilakukan oleh perusahaan tempat bekerja. Peserta program ini khusus untuk pekerja di perusahaan tersebut dan Perusahaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), pengelolaan dana pensiun dilakukan oleh sebuah perusahaan yang berdiri sendiri, peserta terbuka untuk umum, baik individu maupun perusahaan yang memberi fasilitas pensiun kepada karyawan. Ada dua lembaga keuangan yang berhak membuka Perusahaan DPLK, yaitu bank dan perusahaan asuransi. Keuntungan dari mengikuti program ini adalah iuran pensiun akan diinvestasikan secara khusus oleh seorang Manajer Investasi. Jadi, peserta tidak perlu melakukan investasi sendiri tetapi cukup menyerahkannya ke seorang Manajer Investasi.
3. mengikuti Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) program ini memberikan sejumlah manfaat kepada peserta, salah satunya adalah Manfaat Hari Tua yang diberikan apabila karyawan sudah memasuki usia pensiun. Jadi, bila perusahaan telah mengikutkan pekerja dalam Program Jamsostek, maka setelah pensiun kelak, akan menerima manfaat pensiun.
4. inisiatif untuk menabung sendiri. Salah satu alternatif untuk mempersiapkan masa pensiun adalah dengan menabung untuk persiapan pensiun. Jumlah dana yang ditabung bisa bervariasi, ada yang Rp. 100 ribu per bulan, Rp. 500 ribu per bulan bahkan ada yang menabung hingga Rp. 1 juta per bulan atau ada yang berupa persentase dari jumlah penghasilan setiap bulan. Harapan dari menabung ini adalah agar pada saat pensiun kelak, sudah ada uang yang bisa diinvestasikan dalam sebuah investasi khusus seperti deposito yang setiap bulannya tinggal menerima bunga kemudian digunakan untuk biaya hidup.
Mudah-mudahan petikan tulisan Safir Senduk ini dapat membantu teman-teman yang masa kerjanya relatif masih panjang untuk mempersiapkan masa pensiun. Diharapkan dengan persiapan dini untuk masa pensiun, ketika pensiun kelak bisa menikmati masa pensiun yang sejahtera, tidak mengalami cerita sedih seperti pasangan tua yang diceritakan diatas dan tidak mengalami situasi tanpa penghasilan di hari tua kelak, tidak bergantung pada siapapun hanya bergantung pada diri sendiri.